Pembangunan Rumah Sakit Mata JEC-OrbitaMemasuki Tahap Topping-off, Kini Ada Layanan ReLEx SMILE

- Senin, 6 Maret 2023 | 11:20 WIB
Pembangunan Rumah Sakit Mata JEC-OrbitaMemasuki Tahap Topping-off (IST/Inspirasi Nusantara)
Pembangunan Rumah Sakit Mata JEC-OrbitaMemasuki Tahap Topping-off (IST/Inspirasi Nusantara)

IN,MAKASSAR--Eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals & Clinics, melalui Klinik Utama Mata JEC-Orbita Makassar meluncurkan layanan terbaru: ReLEx® SMILE

Layanan ini merupakan teknologi bedah laser refraktif untuk mengoreksi mata minus (miopia) dan mata silinder (astigmatisme) yang minimal invasi, tanpa pisau, dan tidak memerlukan pembuatan flap pada kornea.

Klinik Utama Mata JEC-Orbita Makassar menjadi institusi kesehatan mata pertama di Makassar yang memiliki teknologi bedah laser tercanggih ini. 

Selain itu, JEC juga mengumumkan kemajuan pembangunan Rumah Sakit Mata JEC-Orbita Makassar yang memasuki tahapan penyelesaian - dengan seremoni topping-off telah berlangsung hari ini. 

Direktur Utama PT Orbita, dr. Habibah S. Muhiddin, Sp.M(K) mengatakan Pembangunan infrastruktur gedung sepuluh lantai dan satu semi-basement (dengan keseluruhan luas bangunan 8.600m2) ini direncanakan tuntas dan mulai beroperasi pada akhir Desember 2023. 

Targetnya, pada tahun pertama pembukaan nanti, RS Mata JEC-Orbita akan menerima kunjungan mencapai 50.000 pasien.  

“Hadirnya ReLEx® SMILE menjadi keberlanjutan upaya Klinik Utama Mata JEC-Orbita @ Makassar sebagai bagian dari jaringan JEC Eye Hospitals & Clinics untuk menghadirkan fasilitas penunjang kesehatan mata berteknologi terdepan," ucapnya. 

Kata dia, Tak berhenti pada pemutakhiran teknologi saja, pembangunan RS Mata JEC-Orbita Makassar yang segera memasuki fase akhir, semakin menguatkan tekad kami untuk menjadi sentra kesehatan mata terbesar di Indonesia timur.

dr. Habibah S. Muhiddin, Sp.M(K) juga mengatakan secara global, kelainan refraksi yang tak terkoreksi (seperti mata minus dan silinder) merupakan penyebab utama gangguan penglihatan yang seharusnya dapat dicegah. 

Jumlah penderitanya berkisar 88,4 juta orang. Laporan InfoDATIN, Kementerian Kesehatan: “Situasi Gangguan Penglihatan” (2018) memperlihatkan bahwa prevalensi kebutaan di Sulawesi Selatan mencapai 2,6% (hanya sedikit di bawah rata-rata nasional 3,0%).

"Data tersebut juga mencantumkan angka kebutaan akibat gangguan refraksi di Sulawesi Selatan menjadi yang tertinggi dibandingkan provinsi-provinsi lainnya," ucapnya.

Artinya, keberadaan Mata minus menjadi salah satu jenis kelainan refraksi yang prevalensinya terus meningkat. Studi menyebut, sekitar 40% dari populasi dunia (3,3 miliar orang) akan menderita miopia pada 2030 mendatang. 

"Bahkan, diprediksi akan berjumlah lebih dari setengah populasi dunia (4,9 miliar orang) pada 2050," ucapnya.

Kepala Klinik Utama Mata JEC-Orbita Makassar, dr. Mirella Afiffudin, M.Kes, Sp.M  mengatakan salah satu langkah untuk menangani mata minus adalah Laser-Assisted In-Situ Keratomileusis (LASIK) - yakni prosedur bedah menggunakan laser yang bertujuan untuk bebas dari kacamata dan lensa kontak.

Halaman:

Editor: Nurfadillah. J

Tags

Terkini

X